BERAKHIRNYA KUASA
Pasal 1813 KUH Perdata, membolehkan berakhirnya
perjanjian kuasa secara sepihak atau unilateral. Ketentuan ini secara diametral
bertentangan dengan Pasal 1338 KUH Perdata Ayat (2) yang menegaskan,
persetujuan tidak dapat ditarik atau dibatalkan secara sepihak, tetapi harus
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak ( secara bilateral ).
Hal-hal yang dapat mengakhiri pemberian kuasa
menurut Pasal 1813 KUH Perdata.
A.
Pemberi Kuasa Menarik Kembali Secara Sepihak
Ketentuan penarikan atau pencabutan kembali ( revocation, herroepen ) kuasa oleh
pemberi kuasa, diatur lebih lanjut dalam Pasal 1814 KUH Perdata dan seterusnya,
dengan acuan :
- Pencabutan tanpa memerlukan persetujuan dari
penerima kuasa;
- Pencabutan dapat dilakukan secara tegas dalam
bentuk :
1) Mencabut secara
tegas dengan tertulis, atau
2) Meminta kembali
surat kuasa, dari penerima kuasa.
- Pencabutan secara diam-diam, berdasarkan Pasal
1816 KUH Perdata.
Caranya, pemberi kuasa mengangkat atau menunjuk kuasa
baru untuk melaksanakan urusan yang sama. Tindakan itu berakibat, kuasa yang
pertama, terhitung sejak tanggal prmberian kuasa kepada kepada kuasa yang baru,
ditarik kembali secara diam-diam.
Sehubungan dengan pencabutan secara sepihak, ada
baik nya dilakukan secara terbuka, dengan jalan memberitahukan atau
mengumumkannya. Cara yang demikian, memberi perlindungan hukum kepada pemberi
kuasa maupun kepada pihak ketiga, karena sejak itu, setiap tindakan yang
dilakukan kuasa untuk dan atas nama pemberi kuasa, tidak sah dan dianggap
melawan hukum, sehingga tidak dapat dipertanggung jawabkan kepada pemberi
kuasa. Sebaliknya jika pencabutan tidak terbuka, semua tindakan hukum yang
dilakukannya dengan pihak ketiga yang beriktikad baik, tetap mengikat kepada
pemberi kuasa.
B.
Salah Satu Pihak Meninggal
Pasal 1813 KUH Perdata menegaskan, dengan
meninggalnya salah satu pihak dengan sendirinya pemberian kuasa berakhir demi
hukum. Hubungan hukum perjanjian kuasa, tidak berlanjut kepada ahli waris. Jika
hubungan itu hendak diteruskan oleh ahli waris, harus dibuat surat kuasa baru.
Paling tidak, ada penegasan tertulis dari ahli waris yang berisi pernyataan,
melanjutkan persetujuan pemberian kuasa dimaksud.
C.
Penerima Kuasa Melepas Kuasa
Pasal 1817 KUH Perdata, memberi hak secara sepihak
kepada kuasa untuk melepaskan ( op
zegging ) kuasa yang diterimanya, dengan syarat :
- Harus memberitahu kehendak pelepasan itu kepada
pemberi kuasa;
- Pelepasan tidak boleh dilakukan pada saat yang
tidak layak.
Ukuran tentang ini, didasarkan pada perkiraan objektif,
apakah pelepasan itu dapat menimbulkan kerugian kepada pemberi kuasa. [1]
Footnote :
[1] M.Yahya
Harahap, Hukum Acara Perdata tentang
Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Sinar
Grafika, Jakarta, Cet. 16, hlm. 4-5.
Comments
Post a Comment